Museum House of Sampoerna adalah sebuah museum keluarga yang elegan, berlokasi di Taman Sampoerna 6, Kota Surabaya, Jawa Timur. Gedung Museum House of Sampoerna berada di dalam sebuah kompleks bangunan luas yang dimiliki oleh keluarga Liem Seeng Tee‚ pendiri HM Sampoerna, sebuah pabrik rokok kretek besar berbasis di Surabaya yang membuat merk premium Dji Sam Soe dan beberapa merk rokok kretek lainnya.
Sebuah definisi, atau apa pun yang memberi batasan, tidak akan pernah memuaskan setiap orang atau memenuhi semua kebutuhan. Definisi museum misalnya, yang oleh The International Council of Museumsinstitusi permanen dalam pelayanan masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk masyarakat, yang mendapatkan, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan dan memamerkan warisan kemanusiaan dan lingkungannya yang kasat mata maupun tidak, untuk tujuan pendidikan, belajar, dan kesenangan. Namun Museum House of Sampoerna, selain yang ada pada definisi di atas, tampaknya juga berfungsi sebagai alat hubungan masyarakat serta ruang pamer bagi sejarah suksesnya sebuah bisnis keluarga. didefinisikan sebagai
Saya menggunakan sebuah taksi untuk mengunjungi Museum House of Sampoerna, pada sebuah hari Minggu malam yang cerah, setelah memastikan bahwa pengemudi taksi tidak membawa saya pergi ke kantor Sampoerna yang lain yang berada di dalam kompleks industri Rungkut.
Saat memasuki kompleks Museum House of Sampoerna yang luas, saya melihat beberapa bangunan besar bergaya kolonial. Seorang petugas keamanan yang berjaga di gedung pertama, yang kemudian saya ketahui digunakan sebagai Cafe, memberi informasi tentang bangunan mana yang dipakai sebagai Museum House of Sampoerna, yang ternyata berada di tengah kompleks.
Saat memasuki gedung Museum House of Sampoerna saya disapa oleh sepasang anak muda yang dengan sopan meminta saya untuk mengisi formulir setelah tahu bahwa maksud kedatangan saya adalah untuk memotret. Tidak dipungut biaya untuk masuk ke Museum House of Sampoerna.
Di dalam ruangan pertama Museum House of Sampoerna di bagian sebelah kanan, setelah pintu masuk, dipajang koleksi foto keluarga dan beberapa benda kenangan. Museum House of Sampoerna terlihat ditata dan dirawat dengan baik, dengan penerangan yang cukup dan berpendingin udara yang nyaman di seluruh ruangan museum.
Bagian sebelah kiri di ruang pertama Museum House of Sampoerna memamerkan warung pertama yang dimiliki oleh sang pendiri, dan oven terbuat dari batu bata yang dipakai untuk mengeringkan tembakau oleh para petani tembakau di Lombok.
Indonesia memiliki sejarah budaya merokok yang sangat panjang, dan pada suatu ketika hampir semua orang, baik tua maupun muda, pria atau pun wanita, kaya atau miskin, menghisap asap tembakau yang pekat, baik yang tanpa campuran, maupun yang diberi tambahan cengkeh, atau klembak -menyan. Yang disebut terakhir akan menghasilkan asap yang jauh lebih tebal dengan bau yang lebih menyengat dan menyebar kemana-mana.
Seragam Sampoerna Marching Band serta perlengkapan dan peralatannya dipamerkan diruangan utama Museum House of Sampoerna. Sebuah kelompok berkekuatan 234 pekerja pabrik (sesuai merk rokoknya) ikut berpartisipasi dalam Tournaments of Roses di Pasadena, California, dan berparade dengan kendaraan hias Garuda dengan tema “Unity in Diversity”, dan memenangkan The International Trophy.
Sebuah mesin cetak tua dipamerkan di salah satu sudut ruang utama Museum House of Sampoerna. Perokok Indonesia saat ini mungkin tidak sebanyak sebelumnya, secara persentase terhadap populasi total, namun tetap sangat bermakna dalam hal jumlah, dan merokok masih merupakan ritual hidup keseharian yang sangat penting bagi banyak orang.
Koleksi merk rokok yang dibuat oleh perusahaan rokok Sampoerna dipajang di dalam sebuah lemari di bagian belakang ruang utama Museum House of Sampoerna. Merokok tidaklah seburuk yang orang bukan perokok pikir, dan tidak sebaik para perokok kira. Batasnya ada pada pengendalian diri.
Baiknya ada rasa saling menghormati diantara perokok dan bukan perokok yang sama-sama berbagi udara di bawah langit. Bukan perokok memiliki hak untuk menghirup udara segar tanpa asap rokok disekelilingnya, dan para perokok memiliki hak untuk memilih cara kehidupan dan kematiannya sendiri.
Di lantai dua Museum House of Sampoerna, pengunjung bisa membeli kaos, hadiah dan cindera mata, serta bisa melihat dari balik dinding kaca yang besar ke sebuah ruangan produksi rokok kretek di lantai satu yang masih menggunaka alat manual. Namun saya tidak diperbolehkan untuk memotret di lantai dua ini.
Pada hari kerja, Senin – Jumat sampai sekitar jam 3 sore, pengunjung Museum House of Sampoerna bisa bergabung dengan sekitar 3.500 wanita yang bekerja di pabrik ini, untuk melinting rokok dengan menggunakan peralatan tradisional untuk membuat rokok Dji Sam Soe.