Taman ini dikatakan Taman Bungkul karena di dalam taman tersebut terdapat sebuah makam. Makam ini adalah makam salah satu sunan yang menyebarkan Agama Islam di Indonesia, khususnya di Kota Surabaya. Sunan tersebut adalah Sunan Mbah Bungkul.
Mbah Bungkul juga disebut Sunan oleh masyarakat Surabaya karena Mbah Bungkul dianggap sebagai wali lokal, di luar nama-nama 9 wali atau yang biasa dikenal dengan Wali Songo, menurut konsep sejarawan Sartono Karto Dirjo. Sebutan itu karena beliau adalah tokoh Islamisasi tingkat lokal. Keberadaan Mbah Bungkul sejajar dengan Syah Abdul Muhyi (Tasikmalaya), Sunan Geseng (Magelang), Sunan Tembayat (Klaten), KI Ageng Gribig (Klaten), Sunan Panggung (Tegal), Sunan Prapen (Gresik), dan Wali lokal lainnya yang banyak tersebar di berbagai kota.